“Ini musim pemilu, musim pilpres, banyak yang menggunakan ilmu sihir. Luar biasa, ini betul dan saya merasakan dengan keluarga,” kata Susilo Bambang Yudhoyono meyakinkan saat memberikan sambutan pada acara dzikir bersama di kediamanya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (03/07).
Ucapan SBY yang dikutip Tempo ini lantas menjadi pemberitaan serius dibeberapa media di tanah air, yang akhirnya mendapat tanggapan sindiran dari beberapa lawan politiknya. Permadi, misalnya, merasa aneh dengan SBY yang bergelar doktor namun masih mempercayai hal-hal seperti sihir. “Masa seorang doktor percaya pada sihir. Apalagi dia bicara di depan kiai, diketawain sama kiai SBY percaya sihir,” kata mantan orang penting Mega itu kepada detikcom, Sabtu (4/7/2009). Lelaki yang juga dikenal sebagai paranormal yang saat ini duduk dalam Dewan Penasihat Partai Gerindra itu lantas mengatakan bahwa SBY mesti membuktikan ucapannya itu jika tidak maka SBY dianggap memfitnah.
” kenapa dia bilang musuh-musuhnya pakai sihir? Sangat aneh! Jangan-jangan yang pakai sihir SBY,” kata Permadi heran.
Sementara Ali Mochtar Ngabalin dari tim JK tidak merasa heran dengan ucapan SBY tentang serangan sihir oleh lawan-lawan politiknya itu.
“Ya dia punya jimat,” lantas politisi PBB ini mengisahkan, dirinya tahu soal jimat ini karena pada kampanye Pilpres 2004 dirinya sering ikut SBY. Bahkan dia juga ikut dalam kunjungan ke sejumlah makam raja-raja yang dikunjungi SBY.
“Dia datangi arwah-arwah dan meminta keselamatan. Tidak terhitung jumlahnya, tidak siang tidak malam,” ungkap Ketua Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) ini. Seterusnya dikatakan bahwa dia pernah menegur SBY karena kebiasaannya ini saat kampanye pilpres 2004 lalu, namun bukannya didengar malah dia lalu tidak diikutkan pada perjalana-perjalanan SBY selanjutnya.
Sedangkan Sekjen PDI Perjuangan yang juga Penasihat Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Pramono Anung mengatakan, pernyataan tersebut di luar konteks pemilu dan itu jauh dari pemikiran pihaknya.
“Soal sihir, saya haqqul yakin, calon itu bukan Mega-Prabowo atau JK-Wiranto. Dalam politik modern, praktik sihir jauh dari pemikiran kita. Kalau ada yang bilang dapat sihir, itu adalah out of context dan tidak sepantasnya seperti itu. Yang penting jangan sampai hal-hal di luar norma demokrasi,” ujarnya yang dikutip Kompas dari Semarang.
Ucapan SBY yang dikutip Tempo ini lantas menjadi pemberitaan serius dibeberapa media di tanah air, yang akhirnya mendapat tanggapan sindiran dari beberapa lawan politiknya. Permadi, misalnya, merasa aneh dengan SBY yang bergelar doktor namun masih mempercayai hal-hal seperti sihir. “Masa seorang doktor percaya pada sihir. Apalagi dia bicara di depan kiai, diketawain sama kiai SBY percaya sihir,” kata mantan orang penting Mega itu kepada detikcom, Sabtu (4/7/2009). Lelaki yang juga dikenal sebagai paranormal yang saat ini duduk dalam Dewan Penasihat Partai Gerindra itu lantas mengatakan bahwa SBY mesti membuktikan ucapannya itu jika tidak maka SBY dianggap memfitnah.
” kenapa dia bilang musuh-musuhnya pakai sihir? Sangat aneh! Jangan-jangan yang pakai sihir SBY,” kata Permadi heran.
Sementara Ali Mochtar Ngabalin dari tim JK tidak merasa heran dengan ucapan SBY tentang serangan sihir oleh lawan-lawan politiknya itu.
“Ya dia punya jimat,” lantas politisi PBB ini mengisahkan, dirinya tahu soal jimat ini karena pada kampanye Pilpres 2004 dirinya sering ikut SBY. Bahkan dia juga ikut dalam kunjungan ke sejumlah makam raja-raja yang dikunjungi SBY.
“Dia datangi arwah-arwah dan meminta keselamatan. Tidak terhitung jumlahnya, tidak siang tidak malam,” ungkap Ketua Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) ini. Seterusnya dikatakan bahwa dia pernah menegur SBY karena kebiasaannya ini saat kampanye pilpres 2004 lalu, namun bukannya didengar malah dia lalu tidak diikutkan pada perjalana-perjalanan SBY selanjutnya.
Sedangkan Sekjen PDI Perjuangan yang juga Penasihat Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Pramono Anung mengatakan, pernyataan tersebut di luar konteks pemilu dan itu jauh dari pemikiran pihaknya.
“Soal sihir, saya haqqul yakin, calon itu bukan Mega-Prabowo atau JK-Wiranto. Dalam politik modern, praktik sihir jauh dari pemikiran kita. Kalau ada yang bilang dapat sihir, itu adalah out of context dan tidak sepantasnya seperti itu. Yang penting jangan sampai hal-hal di luar norma demokrasi,” ujarnya yang dikutip Kompas dari Semarang.
No comments:
Post a Comment