Friday, January 30, 2009

I Gede Cecep Situmorang (Juzt a Joke...^_^...)

Wajah seorang pria tampak berseri-seri saat menempati kursi di pesawat. Di sampingnya duduk seorang gadis berwajah manis. Ada teman ngobrol nih, pikirnya.Waktu berlalu, sang gadis tidak melepaskan pandangan dari bukunya.Penasaran, sang pria berusaha membuka percakapan.“Mau ujian, ya? Kok baca terus.” “Bukan, saya sedang melakukan penelitian,” jawab sang gadis.“Penelitian mengenai apa?” Tanya sang pria, penasaran.

“Hubungan etnis dengan bentuk alat vital pria,” jawab sang gadis dengan santai. Dengan wajah penasaran sang pria kembali bertanya,“Apakah sudah ada hasilnya?” “Sudah sih. Menurut hasil penelitian yang saya lakukan, lelaki Bali memiliki bentuk yang paling bagus. Mungkin ada hubungannya dengan kepandaian mereka memahat,” ucap sang gadis.“Lelaki Batak memiliki ukuran yang paling besar. Mungkin terpengaruh kebiasaan mereka bicara selalu keras, sehingga darah lebih cepat mengalir ke daerah itu”.Penjelasan sang gadis membuat sang pria tambah penasaran.“Lelaki Sunda memiliki ukuran yang paling panjang. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan mereka memakai sarung,” kata sang gadis mengakhiri percakapan.

“Eh, ngomong-ngomong kita belum kenalan nih,” ungkap sang pria sambil mengulurkan tangannya.“Oh iya,” sang gadis tersenyum.“Nama saya Lisa, nama mas siapa?” “Ehmmm... Nama saya, I Gede Cecep Situmorang!”



Wednesday, January 28, 2009

Ponsel 'BarackBerry' Obama Seharga Rp 36,8 Juta

"BlackBerry" Presiden Amerika Serikat Barak Obama ternyata harganya mencapai US$ 3.350 (sekitar Rp 36,8 juta). Ponsel ini mahal harganya karena Gedung Putih memakai pengaman khusus. Gedung Putih memang tak mengizinkan Obama memakai BlackBerry biasa. Ponsel ini memiliki pengamanan atau enkripsi khusus, sehingga tak mudah untuk dibobol.

"Kalau menggunakan BlackBerry biasa, posisi pres id en bisa diketahui musuh, karena pada BlackBerry dilengkapi dengan peranti GPS. Bila ponsel ini dibobol dari jarak jauh, posisi Pres id en juga ketinggian lokasinya bisa bocor," kata seorang petugas keamanan dalam wawacara dengan CNBC.

Ponsel khusus ini disebut "BarackBerry".Ponsel ini punya pengaman khusus untuk percakapan via telepon maupun pengimin dokumen.

Sistem pengaman "BarackBerry" ini memakai teknologi Sectera Edge keluaran General Dynamics. Sectera Edge adalah kependekan dari Secure Mobile Environment Portable Electronic Device.

Sistem pengaman seperti itu juga telah dibuat oleh pemerintah Indonesia . Sistem itu dikembangkan oleh polisi bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Ponsel yang tak bisa disadap harganya Rp 100 juta.

Obama yang merupakan salah satu dari BlackBerry's addict tetap ingin menggunakan BlackBerry'nya untuk piranti komunikasinya. Namun Staf Gedung Putih melarang Obama menggunakan BlackBerry'nya karena alasan keamanan. Untuk itu Obama dihadiahi "BarackBerry" atau Sectera Edge (nama resminya) merupakan produk pengembangan dari General Dynamics yang merupakan perusahaan penyedia sistem pertahanan dan layanan untuk Amerika Serikat. Jadi ponsel ini bukan buatan BlackBerry. Nama "BarackBerry" diambil sebagai plesetan dari BlackBerry yang merupakan ponsel favorit Obama..


nih..biar pada ngga penasaran kaya apa yang namanya "BarackBerry"




Sectéra® Edge™ SME PED

Specifications:

Size and Weight
* Dimensions
1.3″D x 3.2″W x 4.9″L
* Weight
12 oz.

Displays
* TFT QVGA Color
2.8 in., 64k colors
* Trusted Display
LCD

Environmental
* MIL-STD-810F
* Operating Temp.
–23°C to 60°C (–9°F to 140°F)
* Storage Temp.
–55°C to 75°C (–67° to 167°F)

Memory
* Unclassified
o Flash: 128MB
o RAM: 64MB
* Classified
o Flash: 64MB
o RAM: 64MB
* microSD expansion slot up to 2GB

Power
* Removeable/Recharge able Lithium-Ion Battery
o Standby time: approx. 60 hours
o Talk time: approx. 5 hours
o Secure time: approx. 3 hours
o Extended batteries available
* AC Power
o AC Input 100–240 VAC, 50/60 Hz
* International Adaptors

Secure Speech Processing
* G.729D 6.4 kbps
* MELP 2400 bps

Interfaces
* Unclassified USB
* Classified USB, Serial
* Integrated CAC Reader DoD PKI Enabled
* Interchangeable Wireless Communications Modules
o GSM: (850/900/1800/ 1900) EDGE, (850/1900/2100) UMTS, HSDPA
or
o CDMA: (800/1900) 1xRTT, (800/1900) EV-DO Rel. A
or
o Wi-Fi (802.11 b/g)*
* Headset
2.5 mm stereo/phone jack

Interoperability
* U.S. Type 1 and Homeland Security (Suite B)
* NATO, Coalition , Australia , New Zealand , Canada , U.K.
* SCIP
* HAIPE® (including TACLANE® family)

Software Applications
* Phone : Secure/non-secure phone calls
* Wireless E-mail : Secure/non-secure e-mail with attachments
* Personal Organizer : Secure/non-secure calendar, contacts, tasks, alarms and notes
* Wired and Wireless Desktop Synchronization : Keep your e-mail and personal organizer up-to-date
* Internet Explorer® Web Browser : Access to commercial Internet, classified and unclassified web pages
* Windows Viewers : View classified/unclassi fied images and Word®, Excel®, Powerpoint®, PDF documents
* WordPad Editor : Type & edit classified/unclassi fied notes
* Windows Messenger : Secure/non-secure instant messaging
* SMS : Non-secure text messaging
* Windows Media® Player : Full multimedia capability
* Calculator

Beberapa kelebihannya:
- Sambungan telepon,email dan web browsing anti sadap
- Supported with GSM/CDMA/WiFi
- Anti air
- Anti debu
- Tetap "sehat" walopun jatuh dari ketinggian 4 kaki (1.2 meter) pada permukaan keras
- Bisa bertahan pada suhu dibawah rata-rata ( –23°C to 60°C )

Kira-kira Pak SBY udah punya belum ya??? Hehehe...:)

Tuesday, January 27, 2009

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG

Seorang karyawan yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, karyawan tsb diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g.

Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram.

Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia.

Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun.Sampai kapan mau dipertahankan ?


BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI?


Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA?


Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka ; "acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan secara internasional , yang menyatakan bahwa :

1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?

Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?
Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).. Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram. ? Bagaimana "Ons dan Pound (Depdiknas)" ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?.

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI


Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yangmerupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah
satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan tampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia. Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.

Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang diIndonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat.

Janganlah malah diperberat dengan pelajaran sampah yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional,bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR?


Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. (maaf, ini bukan promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)

1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)

1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ?
Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!! Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA?

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta rumus konversi yang benar. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

Friday, January 23, 2009

BALADA KISAH UANG 1.000 DAN 100.000

Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERUM PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.

Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampyyyuunnnn. ......... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan..... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada dapa denganmu?"

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : "Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : "Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.

Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!" "Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.

"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu atau teman-teman kamu disana....."



Rahasia si "Untung"

Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donald Bebek. Berlawanan dengan Donald yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstone ini. Betapa enaknya hidup si Untung. Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donald. Jika Untung dan Donald berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang di jalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti si Untung, don't worry, ternyata beruntung itu ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompok sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang dan
bilang ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang.

Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan?

Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permatanya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber
berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permatanya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet.
Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "good feeling". Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana?

Apakah tiba2 ada suara yang terdengar menyuruh kita melakukan sesuatu?

Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subyektif, mungkin saja ada orang yang beneran dengar suara. Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki barangkali", semacam itu. Badan kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu sementara saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

- Isyarat dari luar. Baca "isyarat2" dari luar yang datang pada Anda.

Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S-Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang.

Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.

Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis ke depan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik.

Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Dalam salah satu tes nya Prof. Wiseman meminta peserta untuk membayangkan sedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi
mereka.

Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "wah sial benar ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada di sana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan mendapat uang. " Apapun situasinya orang yg beruntungpokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan
situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan.

Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof. Wiseman bahkan membuka Luck School. Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School.

Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof. Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial.

Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gerejanya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi.
Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan "kesialan".

Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi.

Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.


Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?

Jokez. Of the Month..^_^

Di suatu sudut di kota Jakarta tinggal sebuah keluarga yang kelihatannya cukup bahagia. Rumah bagus dengan halaman luas, punya mobil mewah, seorang Istri yang cantik dan bekerja pada sebuah Perusahaan bonafid, dua orang anak yang sedang lucu-lucunya, seorang Pembantu bernama Inem dan seorang Supir pribadi bernama Parto.Mungkin di karenakan pekerjaan si Istri yang sangat sibuk (maklum Executive Secretary) sehingga sering pulang malam dan dalam keadaan sangat lelah.

Setelah sampai di rumah paling si Istri hanya sempat melihat kedua anaknya yang sudah tidur di kamar lalu mandi dan pamit pada suaminya yang sedang nonton Teve untuk tidur. Sehingga walaupun si suami sudah tidak kuliah lagi (sudah bekerja) tapi akhirnya dia mendapat gelar S3 (Sebulan Sekali Setor). Untuk satu atau dua bulan memang masih tahan, tapi akhirnya uring-uringan juga.

Akhirnya dia putuskan untuk cari sasaran lain. Setelah pikir punya pikir akhirnya pilihan jatuh pada Inem sang Pembantu) selain biaya murah juga untuk meminimkan resiko AIDS.

Setelah berjalan sekian lama suatu saat si pembantu (P) tanya pada sang Majikan (M).

P : " Pak, enak mana sama Ibu . . . ? "
M : " Yachhh .. . . Jelas enak kamu dong Nem . . "
P : " Ach . . . Masa sih Pak, bukannya enak Ibu . . ? "
M : " Kan Saya udah sering bilang jauh lebih enak kamu . . . "
Tetapi dengan lugunya Inem berkata : " Tapi Kata Parto kok Lebih enakan Ibu"
M : "?!?!??!?!?? ! ? "



Friday, January 09, 2009

Mengenai Fiskal ke Luar Negeri

Barangkali ada yg mau ke Luar Negeri dan masih bingung tentang fiskal ada penjelasan dari hukum-online

Saya ingin membagikan berita terbaru sehubungan dengan fiskal Luar Negeri dan peraturan sehubungan dengan sunset policy, yang saya rasa akan sangat berguna bagi anda individu dan perusahaan.

I like to update you about the fiscal exit tax and sunset policy regulations, which might become handy for your personal or company needs.

Merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Pajak (DJP) No. 53/PJ/2008 tertanggal 31 December 2008, yang menjadi subyek dari fiskal Luar Negeri adalah:

Refer to Directorate General of Tax (DGT) Decree No. 53/PJ/2008 dated 31 December 2008, the subject that entitled to pay the fiscal exit tax are:

- Lebih dari 21 tahun

- More than 21 years old.

- Dan tidak memiliki NPWP

- And do not have tax ID.

Waktu anda memiliki NPWP maka anda tidak lagi menjadi subyek atas Fiskal Luar Negeri dan juga tanggungan anda atau anggota keluarga semenda dalam garis keturunan lurus (i.e. orang tua dan mertua, anak dan anak angkat atau anak tiri)

Once you have the tax ID you are not will be subject for fiscal exit tax anymore and also your dependants or family member with straight relationship (i.e. parents and parents in law, your child and adopted child, step child)

Dimana syarat untuk mendapat pembebasan ini adalah:

Where the requirement to get this exemption are:

1. Membawa NPWP asli (atau copy jika yang berangkat adalah tanggungan atau anggota keluarga)

1. Bring the original tax ID (or copy if the one that leaving is your dependants or family member).

2. Membawa kartu keluarga

2. Bring the copy of family card (the document that listing all your familiy member from your local district government)

3. Surat pernyataan yang menjelaskan bahwa anggota keluarga ditanggung oleh pemilik NPWP (jika yang berangkat adalah orang tua atau mertua)

3. A statement letter that explain that the familiy member were borne by the owners of tax ID (if the one that leaving is your parents in law or your parents)

Hal yang perlu diperhatikan adalah:

Therefore what I like you to be aware are:

1. Pastikan bahwa NPWP anda valid (terdiri dari 15 angka)

1. Ensure that your tax ID is valid (consist of 15 digits).

2. Pastikan bahwa nama yang terdapat di NPWP, KTP dan passport anda sama tanpa perbedaan yang significant.

2. Ensure that the name in your tax ID, ID card and passport are the same without major difference.

3. Pastikan bahwa NPWP anda telah terdaftar lebih dari 3 hari di KPP.

3. Ensure that your tax ID have at least already registered more than 3 days in the tax office.

4. Pastikan bahwa anda menyiapkan surat pernyataan dan copy dari semua dokumen di atas ketika anda merencanakan pergi keluar negeri.

4. Ensure that you prepare and bring the statement letter and all the copy of above documents when you are planing to leave overseas.

Mohon diperhatikan bahwa sekarang tarif fiskal Luar Negeri meningkat dari sebelumnya Rp 1,000,000 menjadi Rp 2,500,000 untuk penerbangan udara dan dari Rp 500,000 menjadi Rp 1,000,000 untuk perjalanan laut.

Please be advised now that the fiscal exit tax now is increase from Rp 1,000,000 to Rp 2,500,000 for airflight and from Rp 500,000 to Rp 1,000,000 for sea freight.

Informasi lainnya yang ingin saya bagikan adalah perpanjangan batas waktu sunset policy dari 31 Desember 2008 menjadi 28 February 2009, sehingga bagi anda yang ingin memperbaiki SPT anda maka anda masih dapat melakukannya.

Another informations that I like to share is the deadline extensions of sunset policy from 31 December 2008 to 28 February 2009, so now for those of you that were planning to made the revision of your related tax return, you still got the chance.

Rincian peraturan saya lampirkan di e-mail ini, saya hanya menyiapkan summary saja untuk anda untuk menghindari anda menjadi ngantuk =). Maka, untuk lebih detil silakan anda membaca jika anda tertarik.

The details regulations has attached to this e-mail, i only prepare the summary for you to avoid you to get sleepy =). Hence, your could read the details if you are interested.


Semua terjadi tak kusadari tak terpikir apalagi mimpi
tapi ternyata kini aku tak berdayakemana pun ku pergi kau hantui jadi tak bisa membuat melupakanmu kau memang beda dari yang aku rasakan...

hanya kau yang bisa merubah hatiku tak mungkin ada lagi yang mampu membuatku seperti ini...Tak berharap bisa jatuh cinta tapi kau datang menawarkan cinta

sangat tak sunggup lagi diriku kumenahannya hanya engkau yg bisa merubah hatiku tak mungkin ada lagi yang mampu membuatku, seperti ini...Semua berubah saat bersamamu tak mungkin ku dapat kalau tanpamu sangat ku nkmati mencintaimu, sangat kunikmati bersamamu...